Teror Kuyang
Kumpulan Cerita Horor – Pak Candra merantau di luar Pulau Jawa, sebab tawaran pekerjaan dengan pendapatan yang cukup. Pak Candra berasal dari Tuban, Jawa Timur. Pak Candra mempunyai anak awal yang lahir dari buah perkawinan dia dengan isti, Bu Wati.
Pak Candra, Bu Wati, serta Ade tinggal
di rumah kontrakan berkayu dengan sarana listrik yang masih sedikit, maklum pada dikala itu Bontang, Kalimantan Timur masih belum terdapat penerangan terlebih jalur raya.
Sesuatu malam Pak Candra lagi menggendong serta menimang- nimang Ade di pendopo yang posisinya berseberangan dengan rumah kontrakan berkayu. Kala itu waktu menampilkan jam 22. 00. Seketika saja Ade menangis. Mendengar tangisan Ade, Pak Candra menenangkan Ade.
” Aduh Ade sayang, kalian mengapa nangis? mari dong jangan nangis, cup cup cup, anak manis, anak pintar, jangan nangis ya”, ucap Pak Candra.
Pak Candra masih berupaya terus buat menenangkan Ade biar tidak nangis lagi. Tetapi, Ade masih menangis selalu. Pak Candra merasa heran dengan Ade yang masih menangis selalu. Tidak terdapat demam pada Badan Ade. Sampai waktu menampilkan jam
Keesokan harinya saat sebelum berangkat kerja, Pak Candra menceritakan kepada Bu Wati tentang Ade menangis selalu tadi malam.
” Bu, kok Ade tidak semacam umumnya to tadi malam ia menangis selalu cocok Ayah gendong ia?”, tanya Pak Candra.
” Lho, masa sih Pak? Wong umumnya jika malam Ade tidur pulas tidak sempat nangis”, ucap Bu Wati.
” Yo iyo, wong tadi malam itu Ade menangis terus menerus. Terus Ayah coba menenangkan ia supaya tidak nangis, eh tetapi kok ia masih aja nangis, ya telah Ayah ingin berangkat kerja dahulu, tolong jaga Ade baik- baik ya”, ucap Pak Candra.
” Hati- hati di jalur ya Pak”, ucap Bu Wati.
” Assalamualaikum”, ucap Pak Candra.
” Waalaikumsalam”, ucap Bu Wati.
Sehabis Pak Candra berangkat berangkat kerja, Bu Wati mengawasi serta melindungi Ade yang dikala itu tertidur pulas di kamar. Bu Wati merasa heran dikala mendengar apa yang dikatakan Pak Candra.
Tiap malam Pak Candra merasakan keanehan yang terjalin pada Ade. Ade yang menangis selalu tiap jam 24. 00 di gendongan Pak Candra. Pak Candra merasa kalau terdapat suatu yang janggal yang mendatangi Ade. Pak Candra menyangka kalau terdapat makhluk halus yang mengusik Ade.
” Bu, tiap malam kok Ade masih nangis selalu?”, tanya Pak Candra.
” Waduh, Bunda malah jadi takut to”, ucap Bu Wati.
” Ayah kian curiga jangan- jangan Ade diganggu makhluk halus Bu, esok pagi Ayah ingin ke paranormal buat mencari pemecahan atas keanehan yang dirasakan Ade”, ucap Pak Candra.
Keesokan paginya dikala Pak Candra lagi libur, Pak Candra berangkat buat mencari paranormal yang terdapat di Bontang. Pak Candra mencari data dari masyarakat tentang paranormal yang terdapat di Bontang. Bagi penuturan masyarakat, terdapat paranormal sakti yang bernama Pak Maning.
Pak Maning ialah sesepuh asli masyarakat Bontang. Banyak masyarakat yang telah tiba ke tempat Pak Maning buat memohon pemecahan supaya tidak digannu makhluk halus. Sehabis memperoleh data dari masyarakat tentang Pak Maning, kesimpulannya Pak Candra bergegas ke rumah Pak Maning. Tidak berapa lama setelah itu, kesimpulannya Pak Candra datang di rumah Pak Maning.
Sambil mengetuk pintu, Pak Candra mengucapkan” Permisi”.
” Ya, silakan masuk”, ucap Pak Maning.
” Maaf ini dengan siapa ya?”, tanya Pak Maning.
” Aku Pak Candra”, ucap Pak Candra.
” Silakan duduk pak Candra terdapat yang dapat aku bantu?”, tanya Pak Maning.
” Awal aku itu asli dari Tuban, Jawa Timur, jadi aku ingin sowan ke tempat Ayah ingin memohon pemecahan dari Ayah, sebab anak aku, Ade tiap malam ia senantiasa nangis tidak berhenti- berhenti”, ucap Pak Candra.
” Baik Pak, aku hendak berupaya menerawang di mangkuk yang berisi air buat mencari pemicu anak Ayah yang senantiasa menangis selalu masing- masing malam”, ucap Pak Maning.
Dengan rasa penasaran, Pak Candra fokus memandang Pak Maning.
” Sehabis aku terawang, anak Ayah lagi diganggu kuyang”, ucap Pak Maning.
” Hah, kuyang, kuyang itu apa Pak?”, tanya Pak Candra.
” Kuyang itu wujud hantu jadi- jadian Pak, kuyang menampakkan bentuknya dalam wujud kepala wanita berambut panjang dengan jantung, hati, serta usus, kuyang senantiasa mengincar balita yang baru lahir dengan metode menghirup darah balita sampai balita mati dalam keadaan sekujur badan membiru, lelaku kuyang itu wanita yang mau awet muda serta mau mempunyai ilmu yang sakti, selaku ketentuan awet muda serta ilmu yang sakti, kerjasama dengan setan buat membebaskan badannya jadi kuyang”, ucap Pak Maning.
” Isyarat kemunculan kuyang semacam apa Pak?”, tanya Pak Candra.
” Eeeee, jadi begini Pak, isyarat kuyang timbul terdapat wujud bercorak merah yang terbang di atas rumah serta balita menangis tiada hentinya, wujud bercorak merah seperti itu yang berwujud kuyang, aku hendak bagikan penangkal kuyang kepada Ayah, terdapat sebungkus sekam, serta bawang putih, Ayah ambil segenggam sekam setelah itu dilempar langsung pas pada usus kuyang sampai merasakan nyeri serta kesimpulannya sirna mendadak, buat bawang putih Ayah taruh di dasar bantal, jangan kurang ingat Ayah taruh gunting di dasar gunting, itu saja pemecahan yang dapat aku bagikan kepada Ayah”, ucap Pak Maning.
” Baik Pak terima kasih atas pertolongan Ayah, mudah- mudahan saja berguna untuk aku, aku ingin pamit kembali dahulu”, ucap Pak Candra.
” Bersama Pak Candra, ucap Pak Maning.
Seusai sowan dari rumah Pak Maming, Pak Candra kembali ke rumah kontrakan dengan bawa segenggam sekam serta bawang putih.
” Ini Ayah membawa apa?”, ucap Bu Wati.
” Ayah membawa segenggam sekam serta bawang putih dari Pak Maning Bu buat penangkal kuyang, jadi Ade menangis selalu masing- masing malam gara- gara diganggu kuyang, Bunda jangan kurang ingat buat taruh gunting serta bawang di dasar bantal, ucap Pak Candra.
” Ya Pak”, ucap Bu Wati.
Malam harinya Bu Wati sambil manjaga rumah, dia menyimpan gunting serta bawang putih di dasar bantal selaku penangkal kendala makhluk halus. Tidak kurang ingat Pak Candra mempersiapkan sebungkus sekam. Pas jam 24. 00, Dikala Ade menangis di gendongan Pak Candra, Pak Candra memandang wujud bercorak merah cerah menyala terbang di atas rumah. Pak Candra telah menyimpan curiga ini tentu wujud kuyang. Tidak lama setelah itu, wujud merah menjelma jadi kuyang mendekat Pak Candra. Otomatis Pak Candra melemparkan segenggam sekam pas pada usus kuyang serta kesimpulannya kuyang sirna mendadak. Mendadak Ade telah tidak menangis lagi serta tertidur lelap. Pak Candra kesimpulannya bersyukur kalau sudah Ade tidak menangis selalu.
Keesokan harinya, Pak Candra mengantarkan berita gembira kepada Bu Wati.
” Bu, kesimpulannya sehabis tadi malam Ayah mengusir kuyang, kesimpulannya Ade telah tidak nangis lagi”, ucap Pak Candra.
” Syukurlah Pak jika begitu, berkat dorongan Pak Maming kesimpulannya Ade telah tidak mengusik kuyang lagi”, ucap Bu Wati.
Malam- malam selanjutnya, Ade telah tidak menangis selalu serta Ade tertidur pulas di gendongan Pak Candra. Pak Candra bersyukur sekali kalau Ade telah tidak diganggu kuyang.