Misteri Alas Purwo , Jawa Timur

Tak hanya itu, Alas Purwo dengan luas 43.420 hektar ini tidak hanya menyimpan cerita horor seram dan nyata, namun juga menyimpan banyak keindahan alam hingga nilai sejarah  Alas Purwo ini juga dipercaya sebagai hutan tertua di Pulau Jawa. Nama Alas Purwo sendiri berarti hutan permulaan atau hutan pertama, oleh karenanya tempat ini sangat keramat dan terkenal dengan cerita horor seram. Apabila anda mendengar suara lirih yang memanggil nama anda di Alas Purwo, sebaiknya anda jangan langsung menengok atau mencari asal suara tersebut.Sebab, konon katanya jika kamu mencari asal suara tersebut, maka anda akan mendapat malapetaka atau kesialan sepanjang hidup. Bahkan yang lebih parah anda akan dibawa oleh makhluk ghaib tersebut.

Read more

Penjual Bakmi Dilarisi Rombongan Makhluk Gaib

Memasak bakmi menggunakan arang dan anglo sebagai kompor, adalah kebiasaan Pak Samun. Tak hanya itu, bakmi tersebut dimasak tidak berbarengan. Tapi porsi demi porsi. Tentu saja dengan konsekuensi, pembeli harus sabar menunggu. “Cepat, Pak…! Sudah lapar nih…,” terdengar teriakan bersahutan dari ruang sebelah, tempat pembeli menunggu. Namun apa daya, Pak Samun tidak mungkin bisa memasak dengan cepat puluhan porsi bakmi pesanan pembeli, apalagi berbarengan. “Saya bakmi goreng! Saya mi godhog! Saya magelangan!” teriakan puluhan pembeli hampir berbarengan dengan suara semakin lantang.

Suasana menjadi gaduh dan riuh. Membuat Pak Samun kisruh dan buyar konsentrasi memasaknya. Seperti ada yang mengomando, tiba-tiba mereka merangsek ke ruang Pak Samun memasak. Mengambil dan memakan apa saja yang ada disitu. Bakmi dan mihun yang masih mentah, daging ayam setengah matang yang ada di gantungan, kobis, sledri, loncang, dan brambang goreng. Bahkan kuah panas pun diteguk habis. Belum lagi terdengar adzan Isya, dagangan Pak Samun sudah ludes. Bukan dibeli tapi dijarah oleh pembelinya. Dalam sesaat dia tersadar, jika yang menjarah dagangannya pasti bukan manusia biasa.

Read more

Misteri Taman Gandrung

Patung Gandrung ini belum lama didirikan, tepatnya pada tahun 2012. Setelah mengalami beberapa penyesuaian, patung sebagai masot Kabupaten Banyuwangi ini bertubuh perempuan yang menari Tari Gandrung. Beberapa misteri kisah nyata ini dibuktikan dengan foto saksi mata. Bahkan lewat indera penglihatan langsung menurut saksi, patung ini menari pada hari dan waktu tertentu. 

Memang lokasi Patung Gandrung Gumitir ini cukup bersejarah. Belum lagi gerakan tarian Gandrung berasal dari legenda Damar Wulan yang membawa kepala Minak Jinggo. Meskipun Damar Wulan menang dan bisa membawa kepala musuhnya, tetapi ia bisa dikalahkan oleh putra kembar Patih Logender. Damar Wulan dihidupkan kembali oleh seorang pertapa. Berdasarkan misteri kisah nyata, jalan antara Jember-Banyuwangi letak patung berdiri juga menjadi saksi tragis para pekerja yang tak diberi upah. Mungkin saja, saksi-saksi kekalahan dan kesedihan menubuh dalam Patung Gandrung tersebut, siapa tahu!

Read more

Warung Makan dengan Penglaris Pocong

Penglaris pun banyak sekali jenisnya ada yang menggunakan jimat atau mendatangkan makhluk tertentu layaknya kuntilanak, wewe gombel hingga pocong. Dan penglaris pocong adalah bentuk penglaris yang banyak digunakan baik oleh restoran, warung hingga kios pinggir jalan. Sebab banyak sekali kejadian-kejadian yang telah dialami oleh orang-orang terkait dengan penglaris dengan pocong ini. Bila seseorang menggunakan penglaris ini maka pada makanan tersebut akan diludahi oleh sang pocong sehingga cita rasanya akan menjadi lebih lezat walaupun bila seseorang dapat melihatnya akan merasa jijik dan ngeri. Selain diludahi banyak juga yang mengatakan bila ketika seseorang makan di tempat yang menggunakan penglaris ini maka ketika makanan tersaji di depannya maka pocong tersebut akan mengalirkan air liurnya pada makanan tersebut.

Read more

Pendatang Baru Disambut Barisan Tujuh Pocong

Bulu kuduk saya merinding. Obrolan saya hentikan. Sebenarnya saya telah mempunyai firasat, bahwa bau aneh ini merupakan gelagat buruk.

Saya ingin cepat-cepat masuk rumah, namun kaki saya sulit digerakkan. Seperti terpaku di tempat. Ketika mata saya melihat ke depan, ke arah jalan kecil di depan rumah, saya terkesiap.

Dari arah timur menuju barat, saya melihat bayangan putih agak samar, melompat-lompat dengan lincah.

Bayangan putih itu tidak hanya satu, tapi tujuh. Dan ketika melewati rumah saya, lima meter dari tempat saya berdiri, bau wangi aneh itu terasa tajam sekali.

Membuat perut menjadi mual. Sementara itu kaki saya tetap sulit digerakkan. Saya terpaksa diam di tempat sambil mata saya terus mengikuti gerakan pocong-pocong tersebut sampai hilang di kelokan.

Anehnya, setelah itu bau wangi yang tajam menyengat tersebut pelan-pelan juga menghilang.

Saya segera masuk ke rumah, mengambil air wudu, untuk membilas sisa-sisa bau wangi, yang barangkali masih ada yang menempel di tubuh saya.

Betapapun saya bersyukur pada Tuhan, sebab meskipun saya berada pada jarak yang begitu dekat dengan barisan pocong tadi, saya tidak diganggu sama sekali.

Besuknya ketika hal itu saya ceriterakan pada tetangga sebelah rumah yang memang asli warga kampung itu, dia hanya tersenyum.

Read more

Tenda Dikelilingi Tentara Bermuka Pucat

Mendaki gunung memang merupakan salah satu alternatif pengisi waktu luang di tengah kesibukan kerja. Namun apa jadinya jika cerita pendakian gunung yang seharusnya menjadi pengalaman menarik malah menjadi pengalaman mistis. sebanyak 13 pemuda yang melakukan pendakian ke Gunung Salak. Gunung Salak ini letaknya berada di perbatasan Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Di tengah-tengah pendakian, salah satu pendaki tersebut melihat ada sesosok bayangan hitam yang melambaikan tangan ke arahnya.

Untuk memastikan sosok apakah itu, ia pun langsung bertanya kepada salah seorang teman yang paling dekat dengannya, apakah dia juga melihat sosok bayangan hitam tersebut. Temannya itu mengatakan bahwa dirinya tidak melihat sosok apapun dari arah yang ditunjukkan oleh pendaki tersebut. Mereka pun kemudian melanjutkan perjalanannya menuju puncak. Malam pun semakin larut, ketigabelas pendaki itu akhirnya memutuskan untuk segera mendirikan tenda untuk kemudian beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan mereka.

Read more

Beranak dalam Kubur

Sepeninggalan Robby ke luar negeri, Dhora mulai menggencarkan rencana busuknya untuk menyingkirkan Lila. Dalam melancarkan tindak kejahatannya, Dhora selalu dibantu orang kepercayaanya, seorang lelaki misterius yang akrab dengan hewan-hewan buas seperti ular. Suatu hari Dhora mengajak Lila ke danau tempat mereka biasa bermain saat kecil. Alih-alih ingin mempersilakan Lila yang sedang hamil besar untuk duduk di sebuah batu di tepi danau, Dhora malah mendorong Lila hingga hampir tenggelam. Malam hari setelah kejadian itu Lila merasakan kontraksi namun ternyata Dhora tidak membantu Lila melahirkan tapi malah menyiram muka adik tirinya itu dengan air keras. Dhora menugasi bawahannya untuk mengubur Lila hidup-hidup namun ternyata bayi Lila justru lahir di dalam kuburan. Sejak saat itu daerah Ciganyar jadi angker karena penampakan hantu yang beranak dalam kubur. Di akhir film, Robby pulang dari luar negeri dan memecahkan misteri hantu pengganggu. Hantu tadi adalah Lila yang menakut-nakuti penduduk Ciganyar, padahal sebenarnya ia hanya berurusan dengan Dhora. Kegemparan pun terjadi ketika Robby beserta para buruh perkebunan melabrak rumah Dhora. Dhora yang merasa terjepit mencoba menembak orang-orang tersebut. Sang ayah berusaha mencegahnya, tetapi ia bersama Dhora malah terjatuh dari balkon rumah dan mereka berdua tewas.

Read more

Kisah Mobil Ambulance Hantu Bandung

Bahkan banyak saksi mata yang bilang kalo ambulance tersebut memang suka jalan sendiri saat tengah malam. Sehingga tak satu pun dari orang orang disana yang berani untuk memindahkan mobil tersebut. Walaupun tempatnya saat ini sudah jadi sebuah distro, dan pada siang hari tempat itu memang tidak seseram cerita yang beredar di sana, tapi kalo malam tiba, suasana di sana konon sanggup membuat merinding bulu kuduk bagi yang melintas di kawasan tersebut. Sejarah dari ambulance ini berawal dari salah satu rumah di jalan Bahureksa yang terkenal angker. 

Rumah tersebut merupakan peninggalan jaman kolonial Belanda.  Konon di rumah tersebut pernah tinggal satu keluarga Belanda. Sampai suatu saat sekeluarga Belanda itu mengalami suatu kecelakaan hingga mereka semua meninggal dunia. Pada saat kecelakaan tersebut terjadi, konon para korban dibawa dengan menggunakan mobil ambulance tersebut menuju rumah sakit. Namun, esok harinya ambulance tersebut sudah berada di depan rumah para korban kecelakaan tersebut, anehnya tak ada satu pun supir yang membawa mobil tersebut menuju rumah para korban. 

Read more

Kolam Renang Terbengkalai Puluhan Tahun

Kolam renang di lingkungan Tamperan, Kelurahan Sidoharjo, Pacitan, dipercaya menyimpan selaksa cerita horor. Konon belasan orang meninggal tenggelam saat berenang di tempat tersebut. Wahana itu telah ditutup sejak puluhan tahun silam. Namun misteri yang meliputinya tetap menjadi tanda tanya hingga kini.
Aura mistis langsung terasa saat detikcom tiba di kawasan tersebut. Lokasinya di tepi jalan penghubung antara Pantai Tamperan dan Pantai Patok Kowang. Dilihat dari luar hanya tampak pagar tembok berwarna kusam. Di atasnya terdapat kawat berduri berwarna coklat dimakan karat.

Satu-satunya akses masuk adalah jalan setapak yang berada di antara pagar tembok. Rumputnya tebal dan tegak. Pertanda lokasi itu jarang dijamah manusia. Dinding kolam berwarna biru muda masih utuh. Lengkap dengan tangga untuk turun dan naik layaknya kolam renang pada umumnya.

Hanya saja, semua tak terawat. Tangga berbahan besi itu berlapiskan karat tebal. Sementara lingkar kolam jadi tempat tumbuh kayu-kayuan liar. Sebagian akarnya menjulur hingga dasar kolam berlapis lumpur. Sebuah pot bunga tampak tergeletak persis di tengah kolam. Tanpa isi. Hanya ceceran tanah melingkarinya.

Di ujung selatan, deretan bangunan tua menambah ngeri suasana. Bentuknya semacam aula. Ada pula kamar mandi dan tempat ganti. Tembok dan atap masih berbentuk. Kecuali kaca jendela yang pecah sebagian. Semua kelihatan usang. Seiring langkah menyusuri tiap bagian bangunan, bulu kuduk berdiri. Telinga pun berdenging entah mengapa.

Read more

Misteri Kampung Mati di Ponorogo

Keberadaan kampung mati di Dusun Krajan I, Dukuh Sumbulan, Desa Plalang, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, menjadi topik perbincangan hangat dalam tiga hari terakhir.  Sebab, semenjak lima tahun lalu, kampung yang dikenal dengan sebutan Sembulan itu betul-betul sudah ditinggalkan seluruh penghuninya tanpa terkecuali. Kepala Desa Plalangan, Ipin Herdianto membenarkan lingkungan itu sudah lima tahun terakhir tidak berpenghuni lagi. Padahal, di areal seluas sekitar tiga hektare itu masih terdapat empat bangunan rumah permanen yang masih layak huni.  “Dahulu masih ada dua kepala keluarga. Tetapi, empat atau lima tahun lalu sudah tidak lagi yang tinggal di lingkungan tersebut.

Rusmin Ajari Cara Buat Sambal Pakai Bahasa Isyarat Ipin mendapatkan informasi lingkungan itu ditinggali sekitar 30 kepala keluarga. Bahkan, kampung itu ramai dikunjungi orang karena menjadi tempat menimba ilmu agama warga di Desa Plalang.  Namun, lambat laun, warga yang tinggal di kampung itu memilih pindah mengikuti keluarga di lokasi yang lain. Meski tidak berpenghuni, masih terdapat mushala tua yang masih dipakai warga untuk menjalankan ibadah shalat zuhur dan asar. Warga yang memanfaatkan mushala itu rata-rata petani yang memiliki sawah di dekat lingkungan tersebut. “Mushala masih sering dipakai untuk beribadah. Dan selalu dibersihkan setiap hari,” kata Iping. Ipin membantah bila warga meninggalkan kampung itu karena persoalan mistis. Ia meyakini seluruh tempat pasti memiliki cerita mistis masing-masing. Warga banyak meninggalkan kampung tersebut karena kondisinya sepi.  “Dulunya banyak penghuninya. Karena tempatnya tidak ramai ada yang sudah nikah ikut pasangannya. Kemudian, yang punya anak ikut anaknya,” kata Ipin. 

Belum ada satupun keluarga yang ingin kembali ke kampung mati tersebut.  Sebab, warga yang pernah tinggal di lingkungan itu sudah banyak memiliki rumah sendiri. Meski ditinggalkan, keluarga yang memiliki aset tanah dan rumah sesekali datang ke kampung mati. Biasanya mereka menggelar acara peringatan hari wafatnya pendahulu warga yang meninggal di kampung tersebut.  Tolak dijadikan perumahan Ahli waris pemilik tanah dan rumah di kampung mati menolak tawaran dari pengembang untuk dijadikan komplek perumahan. “Namun, bila dibeli untuk pembangunan pesantren ahli waris menerimanya,” ujar Ipin.  Setelah viral di media sosial, banyak yang datang ke kampung mati karena penasaran.

Read more