Cerita Horor Merenggut Raga Menjemput Jiwa

Cerita Horor Hari Ini – Kisah ini merupakan teror mengerikan yang pernah saya dengar, selain kesaksian ‘Qodma’, kami miliki narasumber dari sesepuh setempat yang merupakan saksi bisu peristiwa tersebut.

Tahun 1980 di dataran tinggi sekitar Bandung hidup seorang pendeta yang juga seorang indigo, kita sebut saja namanya Pak Keiv, pria keturunan Indonesia-belanda.

Beliau merupakan salah satu tokoh masyarakat yg dikenal memiliki kemampuan menyembuhkan orang kerasukan/serangan ghaib

Disalah satu rumah tua, tinggal keluarga Pak Erik. Ibu Siti (istrinya) nampak sedang meniduri anak laki-lakinya (Haru, 6th) sambil bernyanyi,

“Nina Bobo, ooh Nina Bobo, kalau tidak Bobo…”

“Hihihihi” Haru memotong tertawa.

Siti hening, dia menatap anaknya. Tawa haru melengking keras tetapi matanya tertutup. Siti panik, sepertinya hal yang dia takutkan terjadi.

Dia Datang”

Haru berhenti tertawa, deru napasnya sudah lebih tenang. Siti menghembus napas lega. Dia menyelimuti anaknya lalu menutup kamar.

Lima langkah dia berjalan menuju ruang tamu-

“AAAAAKKKKKKK!” Haru teriak memekik.
Siti terkejut dan panik.

“AYAH!” teriak Siti memanggil keras Erik.

Siti membuka kamar, tetapi kamar terkunci. Erik terus berteriak melengking dan suara pecah belah terdengar dari dalam kamar.

Erik datang dan ikut panik. Perasaan cemas menyerangnya, keringat dingin mengucur deras dari kening.

Klik Prediksi Bola Online Jitu

Erik berupaya membuka pintu sedangkan Siti menangis dan tubuhnya melemas.

‘BRAKKK!!!’ Pintu terdobrak.

Suasana kamar berlantai kayu itu berantakan, barang-barang di atas lemari berjatuhan, lampu kamar pecah, nakas terbalik, foto-foto dan pajangan dinding roboh ke lantai.

Dan haru …
Tidak ada di ranjangnya.

“Haru… Haru, kamu dimana nak?” panggil Siti dengan suara gemetar.

Mereka jalan perlahan ke arah ranjang Haru. Siti menangis sambil terus memanggil-manggil nama anaknya.

Kamar haru cukup besar, berukuran 5×5 dengan kamar mandi di dalam dgn bathub.
Kamar itu berlantai kayu, dinding berwarna putih kusam karena rumah itu berdiri cukup lama (bangunan tua)

Mata Erik menelisik ke setiap sudut kamar, mencari anaknya.
Rasa cemas Erik mengalahkan ketakutannya. Tubuhnya gemetar, keringat dingin membanjiri sekujur tubuhnya. Dia melangkah perlahan menuju kamar mandi.

“kamu tlp Pastur Keiv, biar aku periksa kamar mandi” ujar Erik pada Siti.

Siti merogoh ponselnya, dia menelepon pastur keiv, kemudian dia merasakan ada sesuatu di kolong ranjang keiv. Suara tangan merangkak terdengar dari bawah kasur.

Kekhawatiran terhadap anaknya lebih besar dibanding rasa takutnya.

Siti merunduk perlahan,
Suara orang berbisik cepat terdengar jelas dari kolong kasur seperti sedang mengucap kalimah mantera.

Jantung Siti berdegup kencang, dalam hati dia memohon pertolongan pada Tuhan lalu menggerakkan cepat kepalanya melongok ke kolong kasur.

Bola mata Siti membesar, ‘tak ada apapun’.
Sementara di kamar mandi, Erik melihat bayangan anaknya dibalik tirai putih yg menutupi bathub.

“Haru?” panggil Erik, langkahnya terhenti.

“Haru?” panggilnya sekali lagi,
Tidak ada jawaban.

Erik melangkah perlahan mendekat.

“Hihihihi ” Haru tertawa , Erik menarik napas lega karena mendengar suara anaknya.

Langkahnya tak ragu lagi untuk mendekat ke bathub itu. Dia menyikap tirai dengan anaknya,

“Har…“ suaranya terpotong begitu melihat tidak ada siapapun dibalik tirai.

Erik melongo, bulu kuduknya meremang seketika, jantungnya derdegup was-was.

“Kreeeeekkkkk” Keran shower berputar perlahan, berikutnya air berwarna merah kental mengocor deras.

Sontak Erik langsung menutup keran tersebut. Kakinya terasa berat untuk berbalik arah.

“Hihihihi” suara Haru terdengar tepat dari atas kepalanya.

Erik menoleh perlahan ke arah atas.

Betapa terkejutnya dia melihat Haru merayap di langit kamar mandi tepat diatas kepalanya.

Kuku-kuku haru memanjang, bola matanya menghilang, tubuhnya berwarna pucat pasi ke-biru-an.

Kepala haru memutar 180°, kemudian dia menerkam Erik.

“MATI” suara serak berat terdengar dari mulut Haru.

Sekuat tenaga Erik melawan untuk menyelamatkan diri tanpa melukai raga anaknya.

Siti yang mendengar suara mengagetkan tersebut langsung menyusul Erik.

Haru melepas terkamannya setelah menyisakan luka cakar pada leher dan wajah Erik, kemudian haru tertawa sembari merayap mengelilingi dinding kamar mandi dengan cepat.

Erik memanfaatkan momen tersebut untuk menyelamatkan diri keluar kamar mandi.

“MUNDUR!” Terika Erik begitu melihat Siti hendak memasuki kamar mandi.

Erik keluar, kemudian mengunci pintu kamar mandi. Dia kehabisan akal, Setidaknya raga anaknya diketahui ada didalam.

Melawan ? Tak mungkin, Haru begitu kuat dan tak terkendali.

Tak lama pastur keiv datang.

Dia bergerak cepat menghampiri ke pusat keributan.

“TOK-TOK-TOK!” pintu itu terketuk keras sepertinya diketuk dengan kepala haru.

Siti menangis, Begitu pun Erik yang tak berdaya. Mereka berharap pada pastur keiv dapat menolongnya.

“Buka” pinta pastur Keiv.

Pintu terbuka. Terlihat Haru yg duduk dibawah synk westafel. Dia tersenyum menatap Pastur Keiv.

Kali ini wajah Haru sudah kembali seperti semula, tubuhnya sudah tidak lagi pucat kebiruan.

Dia menatap lugu kedua orangtuanya.

Siti beranjak mendekati Haru, tapi ditahan oleh Pastur Keiv.

“Dia bukan anakmu” ujar pastur keiv.

Haru tertawa, kembali memekik mengerikan. Dari mulutnya mengalir cairan merah kehitaman. Seketika Haru melompat menyergap Pastur Keiv, namun cipratan Air Suci Pastur lebih cepat mengenai Haru hingga dia tarkapar dilantai kayu dan mengerang kesakitan.

“bawa dan ikat dia.” Pinta pastur.

Dengan perasaan tak tega, Erik dan Siti membantu pastur mengikat kedua tangan anaknya diranjang dan mamasung kedua kakinya.

Haru mulai memberontak, kian lama tubuhnya semakin kuat lagi.

Wajah dan tubuh Haru membiru, dia tertawa kencang dengan Suara serak berat. Dia seperti mentertawakan apa yg dilakukan pastur keiv.
Eksistensi pastur Keiv Seperti telah dikenali oleh Jin yg merasuki Haru.

Pastur keiv tak henti merapalkan ayat-ayat doa yang menjadi mantera pengusir setan.
Dia meminta Siti untuk menghubungi ambulance. Tanpa banyak bertanya, Siti menuruti.
Air suci dicipratkan lagi ke tubuh Haru. Dia mengerang tetapi masih tak henti tertawa, malah semakin keras.

Pastur tak henti membaca ayat-ayat doa dengan lugas sembari menyipratkan Air Suci .

Haru memang mengerang kesakitan, tetapi dia tak henti tertawa. Sampai air suci di dalam botol tersebut sudah habis.

“AAAAAKKKKKKKK!” Satu teriakan melengking dari Haru menghempas tubuh pastur hingga membentur dinding.

“KALIAN TIDAK AKAN BISA MELAWAN KAMI, JIWA ANAK INI MILIK KAMI” Haru mengucapkan rangkaian kalimat dengan berbeda-beda suara pada setiap katanya.

Pastur tersentak, dia memperkuat keyakinan batinnya.

“Ada berapa kalian?!” tanya tegas pastur.

“333!!!” teriak haru bersuara berat dan serak.

Haru berhenti tertawa, dia menatap kedua mata pastur Keiv. Kaki dan tangannya masih terpasung.

Haru tersenyum.

Jendela terbuka, angin besar berhembus kencang.
Pastur , Erik dan Siti berpegangan pondasi terdekat agar tidak terhempas.
Haru menatap pastur keiv tajam.

“Siapa kamu sekarang?” tanya pastur.

“QODMA!!!!!” Jawab Haru, Teriak memekik.