Cerita Horor Kemah Berdarah
Kumpulan Cerita Horor – Cerita ini saya dapat di dm instagram. Katanya di daerah sumut. Tapi tetap tempat dan yang menyangkut segala privacy saya samarkan agar tidak menyinggung pihak manapun. Sampai bertemu besok di bada’ isya. Kalau “Flop” sudah pasti saya tidak jadi bercerita.
Bismillah Demit ora ndulit setan ora doyan kajaba awake dewe ngiman.
Di tahun 2009, tepat aku menamatkan sekolah menengah umum. Pagi yang biasa di kediamanku setelah menerima hasil kelulusanku, mata bermanja dengan hamparan danau yang begitu luasnya di bumi sumatera.
Hamparan danau dan barisan bukit yang menghijau membuat mata terkagum akan pantulan kemilau akan sapaan mentari. Segelas kopi sudah tersaji di pagi hari… Ahh…. Mantap.. mantapp…
Belum jua ku sruput, terdengar nyaring suara yang menyahut… Temmmyy…. Temmm… Suara dari teras depan. “Iyoo…” Jawabku pada suara sahutan itu….
“hloh dasar pikun, masih muda sudah pikun. Kamu lupa kalau hari ini kita ada acara berkemah bersama?” Ucap mamat sambil geleng-geleng kepala karena melihatku masih berkolor ria saja. Hahaha sampai malu rasanya muka harus ditaruh dimana.
“Astagfirullah temm, sana mandi nanti masih menjemput yang lain juga ini.” Ucap irsyad sambil mengelus dada. “Haha maaf lah, aku kan pelupa jadi kalian harap maklum lahh…” ucapku pada mereka sahabatku.
Aku pun meminta mereka menunggu di teras depan, sembari aku mandi dan mempersiapkan semua bawaan guna keperluah berkemah nanti….
Singkat cerita siap; aku, ijat, irsyad dan mamat pun menaiki motor kami masing-masing guna menuju tempat teman-teman wanita kami untuk menjemput nya yang sudah berkumpul di salah satu rumah teman wanita kami.
Ngengggg… Kami pun menuju ketempat teman wanita kami… Pemandangan di bumi sumatera memang indah nan menawan. Seperti perawan desa yang berparas rupawan.
Jalan sedikit terjal dan curam, maklum karena sudah memasuki barisan perbukitan. Sampailah kami di rumah teman wanita kami…
Kebetulan fitri, lia dan ika teman wanita kami sudah menunggu di teras depan. Mereka pun berboncengan dan hanya aku yang sendirian.. Sungguh miris kawan…
Perjalanan kembali kami tempuh, tidak terlalu jauh hanya 2 jam saja. Tempat yang kami tuju adalah sebuah bukit dengan bonus ada air terjunnya. Kalau sekarang mungkin dibilang bukit dan ada bupernya.
Curug atau air terjunnya mungkin ya itu sebuah bonus…
Sesampainya kami di sebatas lahan bebas hasil tebas di jaga oleh penduduk sekitaran yang mungkin itu sebuah area parkiran. Wah… Ternyata tidak hanya ada kami nanti di pendakian ringan bukit ini. Ada rombongan pramuka…
Langkah pertama kami adalah sebuah turunan… Nampak sepi ramai pendakian ringan kami sepertinya. Berkemah akan sedikit menyenangkan apalagi jika ada orang baru di sekitar kami.
Klik Prediksi Bola Online Jitu
Wah ternyata masih ada tempat pendaftaran di bawah sana. Kami pun mengisi registrasi dan membayar dengan beberapa puluhan ribu untuk kami semua. Perjalanan dimulai!!!
Senang dan riang bagai nyanyian lagu ninja hatori tiap kaki kami melangkahlan di sebagian luasnya hijau permai bumi sumatera kami.
Tak kami sadari ternyata rombongan pramuka tadi pembinanya adalah kakak kelasku dulu… Jadi kami pun bergabung berjalan bersama…
Tak ada hambatan sama sekali dan kami bersemangat sekali akan kemah hari ini.. Namun…
Namun sesampainya kami di area camp dan bergegas mendirikan tenda… Brukkk!!!! Gubrakk!!! Terdengar suara ranting atau dahan yang jatuh. Cukup besar dan meninbulkan suara yang keras…. Jatuh dari pohon besar itu…
Kakak kelasku dulu yang bernama abu pun menghimbau kami jangan mendirikan tenda di area pohon besar itu, karena ditakutkan ada ranting lain yang akan jatuh jika kami nekat mendirikan tenda dibawahnya.
Karena kami seorang pemula jadi kami turuti dan mencari tempat lain yang sekiranya aman… Tapi…
Selang beberapa waktu datang tiga pemuda dan memasang tenda mereka di bawah pohon besar itu. Abu pun berteriak pada mereka “Bang jangan pasang tenda disitu bang,” Sembari abu mendekati mereka dan menjelaskan bahwa ada larangan/pantangan jangan mendirilan tenda di situ.
-rehat- dilanjut bada’ tarawih nanti. Selamat berbuka puasa ya semua.
Biasanya orang yang memiliki tata krama akan menurut dan menghormati anjuran atau saran dari orang lain. Namun…
Namun tidak dengan ketiga pemuda ini. Salah satu dari mereka malah berkata; “Halah cuma dahan jatuh aja dibuat repot bang, kalau sudah waktunya mati ya mati. Yang cuma duduk saja dirumah aja juga bisa mati” Jawab salah satu dari mereka dengan sinis.
Terjadi sedikit perdebatan antara abu dan salah satu dari mereka. Dan pada akhirnya abu memilih mengalah dan membiarkan mereka mendirikan tenda di bawah pohon besar itu.
Sempat ada juga yang menyarankan bahwa mereka lebih baik menghormati anjuran dari abu, itu saran dari salah satu dari ketiga pemuda juga. Namun pemuda satunya ngeyel ditambah satunya lagi memihak pada yang ngeyel tadi.
Abu hanya mengelus dada dan berdoa semoga semua akan baik-baik saja. Semoga… Abu pun meninggalkan ketiga pemuda itu…
Singkat cerita acara malam hari anak pramuka diwarnai dengan nyanyian dan beberapa pengenalan semua anggotanya. Acara umum kemah seperti biasanya…
Kemudian dilanjutkan dengan acara api unggun… Dan pasti dengan nyanyian; Api unggun sudah menyala… Api unggun sudah menyala… Api… Api… Apii… Api unggun sudah menyala…. Dan…
“Hah!! Berisik amat itu orang-orang, jadi nggak bisa menikamati hahh!!!” Terdengar suara teriakan dari tenda ketiga pemuda itu… Namun anehh… Tiba-tiba….
Tiba-tiba angin berhempus pelan di ikuti suara burung malam yang sedikit memecah telinga… Kwakk!!! Kwakkk!!! Kwakk!!! Wushhhhh…… Wushhh……. Brrrrr…….
Semua pun seketika hening… Suara tadi masih sangat kentara.. Abu pun mengintruksikan bahwa sebaiknya kembali ke tenda masing-masing dan rehat. Karena besok acara kegiatan abu dan rombongannya masih lumayan padat.
Semua pun segera masuk ke tenda dan waktu pun sudah menunjukkan jam 01.00 duni hari. Tapi, selang satu jam saat semua sudah terlelap aku merasakan ada hembusan angin yang begitu dahsyat….
Wusshhhh….. Kreekkkk…. Brukkkkk!!!!! Akkkkkk!!!!!! Semua terkejut dan langsung keluar tenda….
Suara burung tadi pun terdengar lagi… Kwakkk!!! Kwakkk!!! Suasana gelap dini hari itu terasa sepi… dingin… dan mencekam…. Namun…
Namun rasa penasaranku dan para sahabatku menuntunku di temani abu untuk mencari tahu ada kejadian apa…. Ngeriii….. Kaget… Kami semua ketakutan dan kebingungan….
Langkah kami terhenti tatkala senter kami menemukan pemandangan yang memilukan… Ternyata ada batang pohon yang sangat besar menimpa tenda ketiga pemuda tadi. Astagfirulahhh!!!! Teriak abu….
Semua pun berhamburan dan berlari…. Aku, abu dan sahabatku pun mempercepat langkah kami mencoba menolong ketiga pemuda itu…
Pemuda yang tadi menyarankan pindah posisinya tengkurap sambil memegang kepalanya sambil berteriak minta tolong, satu lagi mukanya sampinya terhimpit batang kayu dan hancur, dan pemuda yang ngeyel tadi yang mengatakan mati, ia pun mati karena perutnya terkoyak-
-potongan ranting, perutnya robek dan usus serta organ tubuhnya keluar… Aku pun mual melihat pemandangan ngeri ini, karena memang aku phobia dengan darah…
Semua pun panik dan berteriak melihat kejadian na’as ini… Banyak perempuan yang muntah dan menangis…. Banyak pula adu mulut mau bagaimana… Semua bingung… Abu pun mengintruksikan bahwa semua harus tetap tenang, ia pun meminta beberapa anggotanya untuk-
-turun dan menginformasikan bahwa ada kecelakaan. Beberapa orang turun, kebetulan penjaga ada polisinya juga, akhirnya datanglah bantuan untuk mengevakuasi ketiga pemuda ini.
Ada satu polisi dan beberapa warga desa terdekat, namun yang tadi di mintai tolong sedikit gagu dan kalut maka dikira hanya kecelakaan biasa. Polisi pun menginfokan bahwa semua tetap tenang dan jangab panik. Beliau meminta bantuan mengevakuasi bagi yang berani.
Pak polisi pun juga meminta sebagian dari kami bersama warga tadi menginfokan ke warga setempat guna meminta bantuan juga, karena nampak batang pohon begitu besar dan dirasa kami juga takut mendekat untuk mengevakuasi karena banyak darah dan bau amis anyir itu…
Proses evakuasi pun terbilang rumit karena ada satu pemuda yang sekarat dan masih hidup. Namun sayang akhirnya pemuda ini juga menghembuskan nafas terakhirnya karena proses evakuasi yang cukup lama dikarenakan mungkin kehilangan banyak darah…
Dengan sekuat tenaga kami mencoba mengangkat namun nihil, berat… Akhirnya jalan satu satunya hanyalah menaikkan salah satu ujung batang pohon itu dan menarik jenazah satu persatu…
Ngeri pasti karena ada yang kepalanya hancur ditarik keluar pertama kali… Kedua yang mati karena kehabisan darah tadi…
Dan yang terakhir menarik namun serasa ngilu dan muntah, saat ditarik isi perutnya pun berceceran ketika ditarik…..
Abu pun mengambil penutup tendanya (flysheet tebal) guna menampung ke dua jenazah yang sudah tak berbentuk tadi. Ada warga juga yang memungut isi perut tadi sambil menahan muntah… Evakuasi pun selesai dengan mengangkut semua jenazah dari pihak polisi dan warga.
Semua yang berkemah di sana pun di minta berkemas dan turun segera. Akhirnya kami semua pun kembali kerumah masing-masing membawa pengalaman tak terlupakan ini.
Apakah kalian masih menyimak? Ini baru setenganya. Saya ijin ngopi dulu ?
Lanjut?
Mungkin peribahasa mulutmu harimau mu nyata adanya. Namun, ada pepatah jawa juga mengatakan “suaramu iku dongamu, suaramu iku patimu” (suaramu itu doamu, suaramu itu matimu)
Berbulan-bulan berlalu setelah melewati masa mengapus pengalaman tak terlupakan itu. Aku sibuk bekerja dan bekerja sampai lupa waktu. Namun…
Pada saat itu ada ajakan camping lagi dari teman kerjaku. Ajakan camping di sebuah perbukitan dan ada air terjunnya (curug) Karena memang letih dengan pekerjaan akhirnya aku pun meng-iyakan sebuah ajakan.
Aku dan 4 rekan kerjaku menaiki mobil menuju lokasi yang diceritakan salah satu temanku ini. Tempatnya indah dan enak untuk bersantai ria katanya.
Singkat cerita sampailah kami dilokasi. Kami lakukan perjalanan jalan kaki tanpa hambatan sampai memasang tenda disana. Kami membawa hanya 1 tenda kebetulan, dan bejatnya kami disana bukan hanya camping melainkan juga membawa miras cukup banyak.
Awalnya kami biasa saja, karena ini sebuah rutinitas anak muda dengan masih berlabel memburu kesenangan semata. Namun….
Menjelang maghrib, sembari kami masih menenggak miras dan bersua nampak dari seberang sana sudah ada tenda yang berdiri begitu gagahnya….
Jalur tenda kami dan tenda itu hanya berbatas aliran sungai kecil. Dan jikalau ada yang mau mendirikan tenda disana seharusnya melewati kami terlebih dahulu. Lantas tenda itu kenapa bisa tiba-tiba ada disana???
Jelas-jelas tidak ada sebatang manusia pun yang menyapa kami dan melewati kami atau sebatas menegur kami karena kami ramai bermabuk ria di luar tenda. Aneh sekali…
Dan dari situlah aku tersadar akan pengalaman tak terlupakan itu…. Kejadian beberapa bulan lalu… Dan tepat terjadi di tenda yang aku lihat gagah berdiri di bawah pohon besar itu…
Aku mulai was-was, panik dan ketakutan. Namun, aku coba untuk tahan dan tetap tenang. Aku juga tak menceritakan kejadian pilu itu pada temanku yang masih asyik menuangkan miras di gelasku. Takut juga membuat mereka ikut panik jika aku ceritakan kejadian itu…
Dan keusilan atau lebih tepatnya kebodohan salah satu temanku terjadi… “Wuih ada tenda tuh disana, woi bang sini bang nongrong bareng kita minum-minum hepi hepi nih.. hahahaha” Ucap temanku…
Nampak kulirik lagi di dalam tenda itu bersinarkan lampu kuning, mungkin lampu petromax. Dan ada tiga bayangan kulihat samar di dalamnya… Masih berteriak mengajak bergabung oleh salah satu temanku namun tak ada jawaban dari tenda itu….
Malam pun menjelang meninggalkan petang. Hanya tersaji gelap dan sepucuk doa semoga tetap baik saja.
Malam pertama kami lewati dengan biasa saja seperti camping pada umumnya, kami pun terlelap. Pagi hari tiba kami terkejut. Tenda yang kemarin kemana???
Tapi kami semua mengganggap wajar saja. Mungkin sudah pergi karena risih akan suara ribut kami. Tak lama berselang tiga temanku lagi menyusul. Mereka adalah; fahri, imam dan wahid. Bodohnya mereka tidak membawa peralatan camp, malah membawa makanan dan satu tas berisi miras.
Gila dan gila pikir diri ini akan pola pikir teman ku ini. Mereka pun meminta untuk camp saja satu malam lagi. Dan kami semua mengiyakan. Namun yang dipermasalahkan disini tenda kami apakah muat? Karena hanya berkapasitas 4 orang. Padahal sekarang ada 7 orang.
“Halah santai kami nggak tidur nggak apa-apa, kan nanti kita semua mau hepi-hepi sampai pagi lagi hahaha” Ucap fahri dengan jumawanya….
Siang pun mengganti shift pagi. Ada warga desa yang mencari rumput menyambangi tenda kami dan berkata padaku; “hati-hati ya bang” ucapnya sambil memandangi sisa-sisa botol miras yang habis kami tenggak.
Aku hanya menjawab “iya wak” menjawabnya dengan senyum. Tak terasa suara kidung panggilan tuhan pun menggema. Suaranya sampai ditelinga kami yang masih camping disini.
Kami pun sepakat tidak ada yang boleh tidur di dalam tenda, semua harus tidur di luar tenda. Karena sudah pasti tenda tidak mungkin muat untuk kami bertuju.
Baca Juga Cerita Horor: Bisikan Iblis, Nyawa Yang Tergadaikan
Keanehan tersaji lagi, tenda yang tadi malam terlihat lagi. Cahaya lampu petromax dan bayangan tiga orang ada di dalamnya.
Tiba-tiba…. Temanku yang bernama aji membuka obrolan dan pertanyaan yang mengagetkanku sejadinya. “Oh iya tem, kata kamu dulu waktu camp ada kejadian mengerikan, itu disebelah mana?” Suasana pun lansung hening dan aku merasakan merinding.
Dan aku jawab sekenanya “lupa aku” padahal aku masih ingat betul warna tendanya dan posisi kejadian itu tepat di tenda sekarang yang kami pandangi. HAHAHA… semua malah tertawa dan menggodaku…
“halah tinggal ngomong aja kalau di tenda itu kan kejadian itu terjadi hahaha, ngomong gitu aja takut kamu tem.” Ucap fahri masih dengan jumawanya.
Aku merasa tidak pernah bercerita ini pada mereka semua. Namun, berita ini seolah telah menjadi cerita umum dan menyebar dari mulut ke mulut.
Aji pun menunjuk sambil berkata ” yang itu ya tem?” Perasaanku pun mulai tidak karuan dan merinding. Tiba-tiba….
Tiba-tiba kami yang sedang duduk melingkar. Temanku yang ada di depanku seketika menunduk entah karena apa. Dan waktu aji bertanya kenapa pada nunduk hanya dijawab mereka “nggak apa-apa” dan masih dengan menunduk.
Aku merasa ada yang aneh dan tidak beres, aku pun mencoba menoleh melihat ke samping ku “astagfirullah!” langsung aku memalingkan wajah dari arah aku menoleh. “Kenapa tem?” Tanya aji. “Nggak apa-apa” jawabku setengah hati.
Fahri pun ngomong; “Kamu dingin nggak tem?” “Bukan dingin tapi merinding” Jawabku. “Samaaa” kata fahri. Memang posisi duduk kami melingkar tapi masih ada sela diantara kami. Dan disela itu aku lihat ada tiga pemuda yang meninggal dulu sedang asyik mendengarkan kami.
Ketiga pemuda itu seolah ingin ikut merasakan acara hepi-hepi mungkin dari ajakan teman-teman ku tadi. Kami semua melihatnya hanya aji yang tidak melihatnya.
Beberapa jam kami hanya diam, sosok mengerikan ketiga pemuda itu pun hilang. Suasana menjadi biasa lagi meski ada rasa sedikit takut.
Sialnya teman fahri sudah tak tahan menahan buang air kecil. Teman fahri meminta ditemani namun tak ada yang mau. Akhirnya aji pun berkata; “Apa yang kalian takuti? Disini itu tidak ada apa-apa!” Dan aji pun mengantar buang air kecil.
Tak lama.. Mungkin hanya beberapa menit mereka pergi tiba-tiba teman fahri berteriak meminta tolong dengab keras. Aji lari duluan meninggalkannya.
Spontan semua langsung masuk tenda dan saling berdesakan bahkan sampai tenda kami hampir ambruk. Teman fahmi tidak bisa masuk dan panik sambil berteriak keras meminta tolong…
Waktu masih menunjukkan jam 10 malam. Kami putuskan untuk nekat turun. Kami packing secara asal-asalan karena memang sudah panik dan takut.
Tapi memang sial bagi kami, baru beberapa langkah menuju turunan kami di hadang sosok tiga pemuda itu dengan wujud mengerikan. Kami lari keatas lagi.
Kami nekat berlari turun dan sialnya bertemu sosok itu lagi. Berulang kali kami naik dan turun dengan ketakutan dan terus saja dihadang. Kami berteriak sejadinya… Sampai…
Terlihat banyak sorot lampu menuju arah kami. Kami sangat ketakutan… “Bang, bang” terdengar suara dari arah sorot lampu itu. Kuberanikan berkata asal-asalan… “Orang apa orang-orangan?!!!” Dijawab; “Orang bang sumpah demi allah kami orang” Kami pun lega…
Kami pun melihat banyak warga mendekati kami dan memang orang asli bukan orang-orangan. Kami pun di papah dan di pandu turun karena kami sudah kepayahan serta ketakutan karena insidenan tadi.
Kami semua berjalan dan tak ada sama sekali gangguan lagi. Sampailah akhirnya kami dibawa ke rumah salah satu warga dan ternyata yang punya rumah adalah sesepuh atau dipercaya orang pinta di desa itu.
Baru sampai depan rumah aku dan beberapa temanku boleh masuk. Namun, aji, fahri dan teman fahri tidak diperbolehkan masuk. Katanya mereka bertiga masih di ikuti sosok tiga pemuda itu.
Akhirnya ada prosesi penetralisir untuk mereka bertiga dan setelah itu baru diperbolehkan masuk. Sempat terkejut tatkala diceritakan oleh bapak pemilik rumah ini.
Bahwa selepas warga desa membantu mengevakuasi jenazah ketiga pemuda itu. Desa itu seakan setiap malam selalu diteror. Pintu ada yang mengetuk sampai menggedor-gedor, dan ada suara orang minta beras, minta minum tapi ketika dibuka tidak ada siapa-siapa.
Kata bapak pemilik rumah, arwah ketiga pemuda itu gentayangan karena hanya dibungkus di tenda dan biarkan begitu lama. Dan bisa juga ada organ dari salah satu dari ketiga pemuda itu tidak ikut terbawa.
Setelah kecelakaan atau kejadian itu pun tak ada yang berani naik. Hanya kami dalam beberapa bulan ini setelah insiden itu yang berani menaiki tempat ini. Aku mengenali salah satu korban karena masih ingat betul dengan wajah dari ketiga pemuda itu.
Dan kami semua berdoa semoga mereka bisa diterima disisi Allah subanahu wata’ala.
Entah percaya atau tidak ini pernah terjadi. Namun kepercayaan itu tak bisa dipaksakan. Terlebih cerita ini seakan dipaksa dilupakan demi kenyamanan wisatawan yang ingin berkunjung kesana. Cukup petik saja hikmahnya. -TAMAT-
Matursuwun itu utas singkat yang saya dapat dari dm intagram. Matursuwun pembaca sudah mengikuti sampai cerita ini selesai.