Asal-usul Banaspati
Kumpulan Cerita Horor – Banaspati konon disebut sebagai menyerupai bola api terbang atau manusia yang terbakar Sosok makhluk gaib ini dipercaya sebagai media mengirimkan teluh yang bisa menewaskan korbannya.
Meski begitu, sosok banaspati juga sering ditemukan dalam relief candi di Jawa. Banaspati biasanya ditemukan di atas ambang pintu masuk candi.
Banaspati adalah legenda atau cerita di masyarakat tentang sosok makhluk halus yang menjadi bagian dari budaya Indonesia. Sosok Banaspati digambarkan dalam arsitektur candi di Jawa.
sosok banaspati digambarkan sebagai relief kedok kepala raksasa. Pada candi di Jawa Timur sosok banaspati atau yang disebut kala di Jawa Tengah, biasanya ditemukan terpahat di atas lubang pintu masuk ruang sucinya masing-masing.
banaspati dikenal sebagai penjaga hutan. Banaspati atau kala dipasang di atas ambang pintu candi sebagai penangkal pengaruh jahat yang akan masuk ke candi.
Sementara itu, dalam kepercayaan masyarakat banaspati dikenal sebagai hantu yang memiliki elemen api. Banaspati dikenal sebagai makhluk mistis dengan kekuatan yang besar, biasa ditemukan di dalam hutan maupun digunakan oleh dukun sebagai ilmu hitam.
Banaspati dikenal memiliki dua wujud yang berbeda yaitu berbentuk bola api yang hidup di antara pohon-pohon besar di tengah hutan dan manusia api. Wujud bola api ini dipercaya bergerak dengan cara melayang atau terbang di antara satu pohon ke pohon yang lain.
Konon wujud banaspati hanya berukuran segenggaman tangan orang dewasa, namun apabila korbannya mengalami ketakutan wujud bola api ini akan semakin membesar dan memangsa korbannya. Sementara dalam wujud keduanya, banaspati dipercaya berwujud seperti manusia namun tubuhnya terselimuti api yang membara.
Dalam wujud manusia api ini, banaspati disebut berjalan dengan kedua tangan sementara kakinya menghadap ke arah atas. Banaspati dalam wujud manusia api akan mengejar serta menjulurkan lidah api ke mangsanya sehingga korbannya akan terbakar. pada mitologi tersebut dikisahkan tentang satu tokoh raja raksasa (asura) bernama Jalandara yang sakti dan kejam.
Suatu ketika, Jalandara menitahkan satu tokoh raksasa sakti bawahannya yang bernama Rahu ke surga guna menghancurkan daerah dan kewibawaan kekuasaan dewa yang tertinggi di jagat raya yaitu Dewa Siwa. Serangan Rahu ke surga ini membuat Dewa Siwa menjadi murka.
Dalam kemarahannya ini, dari satu titik di antara alis dan di keningnya terlahirlah satu makhluk sangat dahsyat yang kemudian ditugaskan membasmi Rahu. Kekuatan raksasa ciptaan Siwa yang dahsyat itu menyebabkan Rahu menjadi takluk dan memohon ampunan dari Dewa Siwa.
Dikisahkan selanjutnya raksasa ciptaan Dewa Siwa ini tanpa henti-hentinya memakan segala sesuatu yang dijumpainya. Dewa Siwa menyadari masalah baru ini selanjutnya dengan segera memerintahkan agar sang raksasa sakti ciptaannya segera memakan bagian tubuhnya sendiri.
Titah penciptanya itu dipatuhi oleh sang raksasa, ia lalu mulai memakan bagian tubuhnya mulai dari kaki, lengan, bagian paha, bagian perut, dan dada hingga seluruh tubuhnya sendiri. Hanya bagian wajah (kepalanya) saja yang masih tersisa.
Selanjutnya Desa Siwa bersabda, ‘Sejak saat ini engkau anakku bernama Kirtimukha, dan aku nobatkan engkau untuk menjaga istanaku, engkau tinggal di ambang pintuku, engkau akan termasyur. Barang siapa masuk tanpa menyembahmu mereka tidak akan mendapatkan rahmatku’.
Sementara itu dalam kepercayaan masyarakat yang ditulis situs Budaya Indonesia, banaspati diyakini sebagai salah seorang tokoh yang mengadopsi ilmu hitam yang terjadi pada era Kerajaan Majapahit. Banaspati merupakan salah satu raja lautan yang merupakan keturunan siluman atau bangsa api.
Ketika ia memimpin bangsa siluman banyak sekali manusia yang menjadi korban keganasannya. Namun, berkat pertolongan dari Nabi Khidir akhirnya Raja Banaspati dapat dibunuh.
Menurut hikayat, setelah Banaspati dibunuh Nabi Khidir, ternyata masih ada keturunannya yang bernama setan kober. Setan kober ini diyakini hidup 500 tahun sesudah Banaspati dibunuh. Banyak masyarakat Jawa yang mempercayai setan kober yang merupakan keturunan Banaspati ini hidup di hutan panji.
Masa kejayaan setan kober berlangsung tepat pada masa keemasan Majapahit, kala itu ketika belum memiliki kekuatan dan belum memiliki kerajaan, setan kober ini memutuskan untuk bekerja sama dengan Patih Gajah Mada untuk membumihanguskan para pemberontak dan berperang melawan kerajaan-kerajaan Islam termasuk Kerajaan Demak.
Setan kober ini dikenal memiliki sifat licik dan sangat sakti. Di masa perang antara Majapahit dan Demak Bintiri yang kala itu dipimpin Raden Fatah, setan kober ini kerap membuat kerajaan Islam mengalami kekalahan.
Singkat cerita setan kober ini akhirnya dikalahkan Pangeran Suto Wijaya. Hingga saat ini keturunan Banaspati pun masih dipercaya masih tinggal di hutan panji dan mendirikan kerajaan di lautan.